Suatu ketika ada seorang pemuda desa yang sedang berjalan ke sawah untuk bertani. Dengan cangkul dan caping, Pemuda desa tersebut melangkahkan kakinya dengan penuh semangat. Dia seperti sedang berkata "selamat pagi" kepada hari yang baru.
Sampailah pemuda desa tersebut ke sawahnya dan tanpa tunggu lama dia pun melakukan pekerjaannya, yakni mencangkul lahan sawahnya. Pemuda tersebut begitu menikmati pekerjaannya tersebut. Matahari sudah menunjukkan teriknya pertanda dia harus beristirahat.
Pemuda desa tersebut akhirnya memberhentikan kegiatannya. Dia pun bergabung dengan petani lain yang masih sanak saudaranya juga, untuk melepas lelah dengan makan dan minum. Tidak disangka, datanglah seorang pemuda kota yang melihat pemuda desa yang bersemangat ini. Didatangilah pemuda desa ini oleh sang pemuda kota.
Sang pemuda kota dengan senyum ramah meminta izin untuk bergabung dengan pemuda desa dan para petani yang sedang beristirahat tersebut. Setelah dirasa oleh para petani dan pemuda desa sudah cukup untuk beristirahat, mereka akhirnya melanjutkan aktivitas mereka. Sang pemuda kota pun turut membantu mereka.
Tidak terasa matahari sudah tenggelam seperti dimakan bumi. Semuanya pun segera menyelesaikan pekerjaan dan kembali ke rumah masing-masing. Sang pemuda kota berjalan bersamaan dengan sang pemuda desa. Sampailah keduanya dalam dialog seperti ini..
Pemuda kota: Mengapa tadi kamu terlihat begitu bersemangat?
Pemuda desa: Saya semangat karena saya menikmati pekerjaan ini. Ya, Walaupun banyak pemuda desa yang tidak suka, tetapi saya merasa ini adalah kebisaan saya. Saya hanya mensyukurinya saja kepada Tuhan.
Pemuda kota: Tetapi apa yang bisa membuat kamu tidak bosan menjalani pekerjaan seperti ini?
Pemuda desa: Saya hanya tahu hal ini: "kalau saya tidak mengerjakan pekerjaan saya, maka banyak orang yang akan menderita. Bukan saja keluarga saya, tapi banyak orang yang kesulitan untuk makan."
Pemuda kota: Selain itu ada lagi gak?
Pemuda desa: Saya akan berhenti sejenak.
Pemuda kota: Maksudnya??
Pemuda desa: Ya, saya tidak mengerjakan dahulu pekerjaan selama satu hari dan menikmati suasana desa ini, menikmati apa yang Tuhan berikan dalam hidup saya.
Pemuda kota: Wah, luar biasa. Terima kasih ya sudah memperbolehkan saya berbincang dengan kamu.
Pemuda desa: Sama-sama. (sambil berjabat tangan sebagai tanda perpisahan).
Berhenti sejenak dari segala pekerjaan kita dan mulai nikmati apa yang sudah Tuhan berikan dalam kehidupan kita bukanlah hal yang buruk. Saat kita mengetahui waktu untuk berhenti sejenak, lakukanlah itu. Dengan melakukan itu maka tubuh, jiwa, roh kita akan mendapatkan kesegaran dan kekuatan baru untuk memulai dan menjalani pekerjaan kita sehari-harinya.